Ragam Bahasa

Kamis, 29 Juli 2010




A.       Berdasarkan sarananya ragam bahasa dibagi menjadi 2 yaitu :
1.    Ragam bahasa lisan
Yaitu ragam bahasa yang diungkapkan melalui sarana lisan. Ragam ini dapat disertai oleh bahasa tubuh misalnya gerak-gerik, mimik muka, intonasi dan situasi.
2.    Ragam bahasa tulisan
Yaitu ragam bahasa yang diungkapkan melalui sarana tulisan.
Sedikitnya ada 2 ciri utama yang membedakan keduanya, yaitu :
1.    Kalimat-kalimat ragam bahasa tulis cenderung lebih panjang karena harus lengkap. Sebaiknya ragam bahasa lisan cenderung lebih pendek, karena ekspresi wajah, gerak-gerik anggota tubuh, intonasi dan situasi mendukung kelengkapan informasi yang disampaikan pembicara.
2.    Ragam bahasa tulis lebih teratur, lebih benar dan baku, karena penulis mempunyai waktu yang relatif cukup longgar untuk menyusun kalimat-kalimat yang benar. Sebaliknya ragam bahasa lisan, karena pembicara tidak mempunyai kesempatan berfikir lebih lama maka kalimat-kalimat yang diucapkannya spontan, sehingga wajar bila kurang terpelihara                                                          
B.       Berdasarkan sifat atau situasi pemakainya, ragam bahasa dibagi menjadi 2 yaitu :
1.    Ragam bahasa resmi
Yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya, pidato, surat dinas dan makalah atau karya tulis
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
a.       Digunakan dalam situasi resmi
b.      Nada bicara (intonasi) cenderung datar
c.       Menggunakan diksi yang baku
d.      Kalimat yang digunakan adalah kalimat yang lengkap
2.    Ragam bahasa tidak resmi
Yaitu ragam bahasa yang digunakan dalam suasana tidak resmi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi :
a.       Digunakan dalam situasi tidak resmi
b.      Menggunakan diksi yang tidak baku
c.       Sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap.

Read more...

Memahami Bentuk-Bentuk Kata Serapan dari Bahasa Asing




            Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal dengan unsur serapan.
            Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu :
1.      Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
2.      Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
3.      Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya

Kata serapan masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan 4 cara yaitu :
1.      Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2.      Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
§         Pluralization → pluralisasi
§         Acceptability → akseptabilitas
3.      Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
§         Overlap → tumpang tindih
§         Try out → uji coba
4.      Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
§         Effective → berhasil guna
§         Spare parts → suku cadang





Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1.           an -, a -         :    [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2.           ab -               :    [= dari] ; abrasi, abnormal
3.           tele -              :    [= jauh] ; televisi, telepon
4.           mini -             :    [= kecil] ; miniatur, mini bus
5.           super -           :    [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6.           uni -               :    [= satu] ; unilateral, universitas
7.           nomo -          :    [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8.           sub -              :    [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9.           trans -            :    [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10.       semi -            :    [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal,    semifinal.



Read more...

KALIMAT



A.       Kalimat Aktif
Ada dua macam kalimat aktif, yaitu berikut ini.
1.      Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya diikuti objek.
Contoh :
o       Ibu menulis surat
o       Dewi menyimpan tas di meja
2.      Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak diikuti objek. Predikat kalimat aktif intransitif sering diikuti keterangan atau pelengkap.
Contoh :
o       Hasan belajar dengan giat
    S         P            ket
o       Perlombaan ini berhadiahkan mobil
          S                       P            ket
B.       Kalimat Pasif
Ciri-ciri kalimat pasif adalah sebagai berikut:
1.    Subjek kalimat pasif dikenai tindakan atau perbuatan yang dinyatakan dalam predikat.
2.    Predikat kalimat pasif berupa kata kerja yang berimbuhan -di, di-kan, ter-kan, atau kata kerja bentuk persona.
Macam-macam kalimat pasif
1.    Kalimat pasif tindakan adalah kalimat pasif yang predikatnya menyatakan suatu tindakan. Imbuhan yang digunakannya berupa imbuhan pasif selain ke-an.
Contoh :
o     Surat ini ditulis kakak
o     Buku cerita itu saya baca
2.    Kalimat pasif keadaan adalah kalimat pasif yang predikatnya menyatakan keadaan subjek. Kata kerja yang digunakannya adalah ke-an.

Contoh :
o     Pencuri itu ketakutan
o     Kemarin saya kehujanan di jalan.


Read more...

KELOMPOK KATA (FRASE)



            Frase atau kelompok kata adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
            Frase dapat pula diklasifikasikan berdasarkan jenis kata yang menjadi pembagian inti pembentuknya, yaitu frase verbal, frase ajektival, frase nominal, frase pronominal, frase adverbial, frase numeralia, dan frase introgativa.
a.         Frase verbal adalah frase yang intinya berupa kata kerja.
Contoh :    berjalan cepat
                 berkata benar
                 sedang membaca
b.        Frase ajektival adalah frase yang intinya berupa kata sifat.
Contoh :     merdu sekali
                  sangat indah
                  aman sejahtera
c.         Frase nominal adalah frase yang intinya berupa kata benda.
Contoh :    banyak kemudahan
                 siang dan malam
                 alam anakku
d.        Frase pronominal adalah frase yang intinya berupa kata ganti.
Contoh :    kamu sekalian
                 kau dan aku
e.         Frase adverbial adalah frase yang intinya berupa kata keterangan.
Contoh :    lebih kurang
f.          Frase numeralia adalah frase yang intinya berupa kata bilangan.
Contoh :    tiga belas
                 lima atau enam
g.         Frase introgativa adalah frase yang intinya berupa kata tanya.
Contoh :    apa dan siapa
h.         Frase preposisional adalah frase yang intinya berupa kata depan.
Contoh :    bagi dia, dengan ayah
                 Ketika berlibur
1)        Perluasan Frase
Unsur-unsur pembentuk frase bersifat longgar. Dengan mudah, unsur-unsur itu dapat diperluas atau dipersempit. Perluasan atau penyempitan unsur-unsur frase berbanding terbalik dengan makna yang dibentuknya. Semakin diperluas unsur-unsur suatu frase, semakin sempit makna frase tersebut. Sebaliknya, semakin dipersempit unsur-unsur suatu frase, semakin luas makna frase tersebut.
Contoh :
Makna semakin terbatas
1.    Buku bahasa
2.    Buku bahasa Indonesia
3.    Buku bahasa Indonesia yang saya pinjamkan kepada Alam
4.    Buku bahasa Indonesia yang saya pinjamkan kepada Alam kemarin
5.    Buku bahasa Indonesia yang saya pinjamkan kepada Alam kemarin di perpustakaan
Makna semakin meluas
1.      Baju kebaya merah yang dibelikan ayah kemarin di pasar baru
2.      Baju kebaya merah yang dibelikan ayah kemarin
3.      Baju kebaya merah yang dibelikan ayah
4.      Baju kebaya merah yang dibelikan ayah
5.      Baju kebaya

2)        Bentuk-bentuk Frase
Dilihat dari hubungan antar kata yang menjadi anggotanya, frase dapat digolongkan menjadi dua :
a)      Frase setara (koordinatif) adalah frase yang unsur-unsurnya pembentuknya mempunyai kedudukan setara.
Ciri-ciri frase setara adalah berikut ini:
§           Dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau
Contoh : kakek dan nenek, sekarang atau lusa
§           Semua unsurnya berupa pokok kata
Contoh : ayah ibu, sawah ladang, warta berita
b)      Frase bertingkat (subordinatif) adalah frase yang unsur-unsur pembentuknya mempunyai kedudukan tidak setara.
Ciri-ciri frase bertingkat adalah berikut ini:
§           Tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau.
§           Salah satu unsurnya merupakan komponen pokok.
Contoh : sedang membaca, buku baru, sangat bagus

Kedua frase tersebut dinamakan frase endosentris, yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan salah satu atau semua unsurnya.
Ada juga frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya maupun salah satu unsurnya. Frase semacam ini disebut frase eksosentris. Contoh : di perpustakaan, dari pagi, kepada dia
Berdasarkan artinya frase dibedakan menjadi frase biasa dan frase idiomatikal. Frase idiomatikal adalah frase yang mempunyai arti sebagai ungkapan yang maknanya tidak dapat ditafsirkan berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Contoh: orang tua, tangan kanan.


Read more...

MENULIS RAGAM PARAGRAF



Melalui pernbelajaran ini, Anda diharapkan dapat :
§           mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi;
§           menyusun kerangka paragraf argumentasi;
§           mengembangkan kerangka menjadi paragraf argumentasi;
§           menggunakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf argumentasi.

1.        Paragraf Argumentasi
Makna kata argumen ialah alasan. Jadi, yang dimaksud argumentasi itu adalah pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan.
Argumentasi merupakan bentuk karangan eksposisi yang khusus. Karangan argumentasi mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan sehingga pembaca akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan kita. Untuk membuk­tikan bahwa apa yang kita kemukakan itu benar, perlu kita sertakan grafik, gambar, statistik, denah, peta, dan lain-lain.
Langkah-langkah dalam menyusun tulisan argumentasi:
a.    Menentukan topik dan tujuan
1)     Topik telah ditentukan, misalnya "Sistem ijon yang Menghambat Kemajuan Petani dan Pengrajin"
2)     Tujuan, misalnya:
§      meyakinkan para pembaca bahwa ijon sangat merugikan petani dan pengrajin,
§      mempengaruhi/mengajak para petani dan pengrajin agar mau menjadi anggota KUD.
b.    Mengumpulkan bahan
Mengumpulkan bahan, dalam arti mencari fakta, dapat kita peroleh dengan mengadakan peninjauan (observasi) singkat terhadap objek yang akan kita bicarakan dengan pergi ke desa-desa, ke tempat pengrajin, ke sawah-sawah, tempat pengijon mengadakan operasi. Kemudian mengadakan wawancara dengan mereka.
Kita dapat mendasarkan argumentasi pada kesaksian orang lain, kesaksian dari orang-­orang yang mengalami sendiri atau telah menyelidiki sendiri fakta itu. Kesaksian-kesaksian juga dapat kita peroleh tidak secara langsung kita dengar dari orang yang mangalami peristiwa, tetapi dapat pula kita ketahui melalui dokumen-dokumen yang kita peroleh dari Kepala Desa atau KUD.
Berdasarkan bahan-bahan yang kita kumpulkan, dapat kita susun sebuah kerangka karangan. Kerangka karangan hendaklah sistematis dan logis berupa urutan pemecahan masalah serta meyakinkan.
Pengungkapan yang logis menurut cara cara konvensional terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembuktian, dan konklusi atau ringkasan.
c.      Menarik kesimpulan
Setelah semua data kita hubung-hubungkan menurut urutan yang baik berikut fakta-­faktanya, lalu kita membuat sebuah kesimpulan. Dalam kesimpulan harus bisa kita buktikan bahwa sistem ijon sangat merugikan dan menghambat kemajuan petani dan pengrajin.
Akhirnya, sebagai penutup, kita perlu meyakinkan para pembaca bahwa agar para petani dan pengrajin tidak terpedaya para pengijon, sebaiknya mereka menjadi anggota KUD.

Pelatihan.
1.      Susunlah kerangka karangan dengan topik "Sistem Ijon yang Menghambat Kemajuan Petani dan Pengrajin" berdasarkan contoh penjabaran di atas!
Jawab                                                                                                                   
2.       Sebutkan ciri-ciri karangan argumentasi!
Jawab                                                                                           
3.      Pilihlah topik di bawah ini yang bisa dikembangkan menjadi paragraf argumentasi, berilah tanda (+)!
(....)   a.     Transmigrasi sebagai salah satu upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.
(....)   b.    Kemacetan lalu lintas di kota besar.
(....)   c.     Sopan santun berlalu lintas.
(....)   d.    Pudarnya minat remaja terhadap kesenian daerah.
(....)   e.     Pengembangan organisasi di Indonesia.
(....)   f.     Pengaruh pergaulan terhadap prestasi belajar siswa.
(....) g. Tata niaga cengkeh di Indonesia dan sumbangannya bagi perekonomian Indonesia.
4.    Buatlah contoh-contoh judul yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi!
Jawab                                                                                                                   

2.        Paragraf Persuasi
Melalui pembelajaran ini, diharapkan Anda dapat:
§         mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi;
§         menyusun kerangka persuasi;
§         mengembangkan kerangka yang disusun menjadi paragraf persuasi.

Menurut Gorys Keraf, karangan persuasi merupakan kelanjutan bentuk karangan, argumentasi. Yang dimaksud pernyataan itu adalah bahwa karangan persuasi berangkat dari karangan argumentasi yang dilengkapi dengan data, fakta, informasi, ataupun kesaksian.
Prosa persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk membujuk, mengajak pernbaca agar melakukan sesuatu yang diinginkan penulis. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain, pembaca, agar mau menerima dan melakukan sesuatu yang diinginkan penulis. Untuk meyakinkan pembaca mengenai apa yang dipersuasikan, penulis harus menimbulkan kepercayaan pada pembaca. Kepercayaan merupakan unsur utama dalam persuasi. Persuasi adalah merebut kesepakatan pembaca.

Perbedaan dengan argumentasi
a.      Dalam persuasi, kesepakatan merupakan hasil berpikir, sedang argumentasi semakin banyak fakta semakin kuat nilai kebenaran yang bisa dipertahankan. Fakta dalam argumentasi hanya digunakan seperlunya.
b.      Situasi yang dihadapi oleh argumentasi adalah situasi konflik dari keragu-raguan mengenai kebenaran dari masalah yang dihadapi, sedangkan persuasi, penulis atau pembaca berusaha menghindari konflik.
Langkah-langkah untuk menulis sebuah paragraf persuasi:
a.                Menentukan topik dan tujuan
Topik
·    Menghindarkan Pengaruh Buruk Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang Lainnya Tujuan
·    Meyakinkan pembaca, kaum remaja, akan bahaya narkotika dan obat-obat terlarang, bahwa masa depan pecandu-pecandunya pasti akan hancur.
·    Membujuk pembaca terutama kaum remaja agar sedini mungkin menjauhkan diri dari godaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.
·    Mengajak kaum remaja agar jangan sampai terjerumus ke dalam narkotika dan obat-obat terlarang lainnya.
b.     Mengumpulkan bahan
Bahan yang kita kumpulkan harus sesuai dengan topik dan tujuan karangan. Kita kumpulkan dengan melakukan pengamatan dan penelitian.
·        Pengamatan terhadap tingkah laku para remaja yang kecanduan narkotika.
·        Meneliti latar belakang kehidupan mereka.
·        Mengadakan wawancara dengan pihak kesehatan yang merawat pasien-pasien karena pengaruh narkotika.
·        Membuat tulisan-tulisan dalam majalah dan koran yang memuat berita sesuai dengan topik dan tujuan karangan yang sedang kita garap.
Semua bahan yang kita peroleh dari pengamatan dan penelitian itu kita catat agar tidak mudah kita melupakannya. Catatan harus rapi dan teratur sehingga mudah nanti menyusunnya menjadi karangan yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan.
c.      Membuat outline atau kerangka karangan
Outline merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan kita garap. Suatu kerangka karangan yang baik tidak sekali jadi. Kita harus selalu berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama sehingga bisa kita peroleh bentuk yang lebih baik dan seterusnya.
Untuk topik di atas, yang akan kita buat tulisan yang bersifat membujuk (persuasif), sebaiknya kita pakai pola logis dengan urutan sebab-akibat.
Dalam menyusun kerangka karangan yang sesuai dengan topik di atas, dapat kita mulai dengan menyebutkan sebuah peristiwa atau masalah yang menjadi sebab timbulnya peristiwa atau akibat-akibat lain, kemudian mengemukakan bagaimana cara-cara menanggulanginya.


Pelatihan
1.        Buatlah judul yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi!
a.      ....................................................................................................................
b.     ....................................................................................................................
c.     ....................................................................................................................
d.    ....................................................................................................................
e.     ....................................................................................................................
2.        Kembangkanlah kerangka di bawah ini menjadi paragraf persuasi dengan topik "Menghindarkan Pengaruh Buruk Narkotika dan Obat-Obat Terlarang Lainnya"!
a.     Mengenal jenis narkotika atau obat-obat terlarang
1)    yang paling banyak digunakan anak-anak mucla
2)    yang pada umumnya tak disukai kaum remaja
3)    yang resmi untuk keperluan pengobatan
4)    yang resmi, tetapi beretek negatif dalam penggunaan yang berlebihan
b.     Cara-cara menggunakan narkotika,
1)   dimakan dalqm bentuk pil atau kapsul
2)   diinieksikan, yang berupa kristal dilarutkan dalam cairan
3)   diteteskan pada sesuatu yang dapat dimakan
4)   yang berbentuk kristal clapat dicium
5)   dihisap
c.     Sebab-sebab penyalahgunaan narkotika
1)    ingin membuktikan keberanian dalam melakukan Tindakan yang membahayakan
2)    sebagai tindakan protes terhadap kekuasaan
3)    untuk menghilangkan kekecewaan atau melepaskan diri dari kesepian
4)    sebagai rasa setia kawan
5)    ingin mencoba-coba

d.     Pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika
1)   membahayakan terhadap tubuh pribadi pemakai dan berakibat kematian
2)   macam-macam bahaya gangguan terhadap masyarakat
e.    Usaha penanggulangan
1)   usaha pencegahan di lingkungan keivarga
2)   tindakan represif (pemberantasan) terhadap pecandu, pengedar dan penyelundup narkotika
3)   pembinaan kesadaran atau memperkuat mental dan moral masyarakat menjadi kebal terhadap bujukan
f.      Menarik kesimpulan
Kesimpulan yang kita ketengahkan harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Harus dapat kita buktikan adanya kerugian-kerugian akibat pengaruh negatif narkotika.
g.     Penutup
Harus kita ingat kembali bahwa penutup tidak perlu panjang-panjang, tetapi cukup pendek dan berisi bujukan agar kaum remaja senantiasa waspada jangan sampai terjerumus dalam penderitaan badan dan jiwa akibat penyalahgunaan narkotika.


Read more...

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP